jpnn.com - Warga Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur diresahkan dengan adanya aliran yang diduga sesat.
Aliran yang dipimpin Edi Jenggot itu berawal dari pengobatan.
Setelah itu, banyak warga yang menjadi pengikut Edi.
Andi, salah satu warga mengatakan, ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah berobat kepada Edi.
”Abah (ayah) 2016 lalu sudah meninggal dunia karena penyakit jantung. Selama tiga bulan berobat dengan EJ, berulang kali mengambil obat. Pernah sebelumnya mau ke dokter. Katanya tidak usah berobat sama dia, pasti sembuh,” ujar Andi, Kamis (9/1).
Andi menambahkan, tujuh anggota keluarganya menjadi pengikut Edi.
Karena itu, Andi mendatangi Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin untuk meminta petunjuk dari ulama, Kamis (9/2).
Saat itu, dia diterima KH M Yusuf Al-Hudromy dan Ustaz Samuda H Syahrawi.
”Kakak ipar saya yang pertama dari keluarga jadi pengikutnya. Saya bertentangan dengan mereka. Kalau dari segi manfaat, masih belum pernah dirasakan, seperti pengobatan Abah yang katanya penyakit jantungnya bisa disembuhkan,” ujarnya.
Andi mengaku kebingungan mengambil langkah untuk mencegah keluarganya agar tak semakin terjerumus.
”Kami minta pentunjuk. Sebab, ajaran agama yang disampaikan dari EJ tidak pernah didengar dan sangat berbeda jauh dari ajaran para ulama pada umumnya,” ujar Andi.
Sementara itu, Syahrawi menjelaskan, ajaran yang berani memastikan kesembuhan seseorang dengan menyarankan tidak perlu datang ke dokter adalah salah.
Dia juga sudah mendengar keinginan warga yang ingin membongkar makam Syekh Muhammad Ibrahim Ibnu Abdulah Aziz di Kecamatan Teluk Sampit.
Sebab, makam itu menjadi salah satu alibi Edi ketika mengajarkan keyakinannya.
“Ajaran sesat dengan makam itu berkaitan. Karena itu mau kami bongkar. Di Samuda, kabar ini sudah ramai dibicarakan dua bulan belakangan ini. Jangan Sampai malah memicu konflik. Oleh sebab itu, kami bersama-sama mencari jalan keluar,” kata ulama yang akrab disapa Guru Syahrawi ini.
Syahrawi menegaskan, makam tersebut hanya dibuat-buat karena asalnya tidak jelas.
Sementara itu, KH Yusuf menyesalkan munculnya ajaran sesat itu.
”Sebab, yang menentukan hidup mati kita itu hanya Allah,” terangnya.
Dia mengatakan, cerita tentang makam itu berasal dari mimpi yang dialami Edi.
Menurutnya, Edi diminta membangun kuburan yang kini diberi nama makam Syekh Muhammad Ibrahim Ibnu Abdulah Aziz.
”kalau pengobatan syariat itu tidak masalah, sah saja sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hanya saja, jangan sampai meresahkan orang lain. Kalau dari informasi yang saya dapatkan, pembuatan makam tersebut berawal dari mimpi. Lalu ada pengajian di kuburan itu,” ungkapnya.
Yusuf mengaku sudah menjalin koordinasi dengan ulama lain dan pihak berwajib untuk mendatangi makam itu.
”Sebelum ada tindakan warga yang berlebihan dan dianggap ajaran sesat di tengah masyarakat, tidak sesuai dengan akidah Islam pada umumnya. Karena bukan kuburan, jadi mau dibongkar,” tandasnya. (amirudin/ign)